Default Title

Implementasi BIM 4D untuk Manajemen Bangunan Cagar Budaya

Implementasi BIM 4D untuk Manajemen Bangunan Cagar Budaya

Digitalisasi bangunan bersejarah kini memasuki fase baru melalui penerapan BIM 4D, yang memungkinkan dokumentasi, analisis, hingga simulasi perubahan struktur dari waktu ke waktu. ASBIM Indonesia sebagai penyedia program pelatihan BIM dan pengembangan pemodelan berbasis heritage turut memperkenalkan pendekatan ini dalam konteks pelestarian bangunan cagar budaya.

Pada sesi pemaparan mengenai Situs Cagar Budaya Pantja Dharma, Ir. Hanif Ilmawan S.T., M.T, Eng.,IPP, menjelaskan bahwa BIM berperan sebagai sistem informasi yang menyimpan riwayat konstruksi, perubahan bentuk, dan aktivitas restorasi. Melalui pendekatan Heritage BIM, bangunan bersejarah dapat terdokumentasi dalam bentuk digital yang akurat, terukur, dan dapat dianalisis kembali dalam jangka panjang.

Implementasi BIM pada situs heritage diawali melalui proses pemindaian digital untuk menangkap kondisi aktual objek dengan presisi tinggi. Teknologi ini dikenal sebagai Scan to BIM, yaitu tahap konversi data pemindaian laser 3D menjadi model BIM yang mencerminkan geometri asli bangunan. Model yang terbentuk bukan sekadar representasi visual, melainkan basis informasi struktural yang dibutuhkan dalam tahap konservasi, pemeliharaan, maupun rekonstruksi arsitektur.

Setelah model 3D terbentuk, pengembangannya berlanjut menjadi BIM 4D, yaitu model yang dilengkapi dimensi waktu (schedule). Melalui dimensi ini, setiap fase perawatan, restorasi, atau perubahan konstruksi dapat ditelusuri kembali secara historis. BIM 4D memberi peluang pengelola heritage untuk memahami bagaimana bangunan berkembang, kapan intervensi struktural dilakukan, dan bagaimana kondisi tersebut berdampak pada bentuknya saat ini. Pada konteks cagar budaya, informasi ini sangat krusial, karena setiap keputusan restorasi harus sesuai pada prinsip pelestarian nilai sejarah.

Sebagai lembaga yang memfokuskan diri pada pengembangan digitalisasi bangunan dan peningkatan kompetensi tenaga profesional, ASBIM Indonesia menyediakan rangkaian training BIM yang mencakup Scan to BIM, 3D Modeling, BIM 4D, serta penerapan BIM pada bangunan bersejarah. Melalui program pelatihan BIM ini, peserta tidak hanya mempelajari alur teknis pemodelan, tetapi juga pemahaman metodologi dokumentasi heritage yang melibatkan kombinasi historis, arsitektural, dan struktural.

Konsep Heritage BIM yang dibahas dalam studi Pantja Dharma menunjukkan bahwa penerapan BIM pada bangunan cagar budaya tidak berhenti pada tahap model digital. BIM menjadi perangkat strategis untuk menjaga kesinambungan informasi bangunan dari masa ke masa, sekaligus referensi akademis maupun teknis untuk generasi berikutnya. Dengan integrasi antara pemindaian 3D, model BIM, dan manajemen waktu dalam BIM 4D, konservasi heritage kini bergerak menuju dokumentasi berbasis data yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelatihan atau kolaborasi, silakan hubungi:

📞 0877-6749-9399 (Admin ASBIM)